Bidangini amat penting dalam kehidupan manusia serta bersinggungan dengan disiplin ilmu lain yang mempelajari perilaku manusia, seperti psikologi, bisnis, sosiologi, antropologi, dan konseling. Buku Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian ini memaparkan sisi interpersonal dalam berkomunikasi. Komunikasiinterpersonal tidak hannya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan , bagaimana bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan (Mulyana, 2008). Tujuan akhir dari komunikasi interpersonal ini adalah terwujudnya rasa dan saling pengertian, Agarmenjadi seorang konselor sesorang harus memiliki qualifikasi akademik, yaitu latar belakang pendidikan terakhir. menjadi seorang konselor minimalnya harus lulusan S-1 jurusan Psikologi pendidikan atau psikologi konseling, telah berpengalaman mempelajari konselor 3 tahun. Seorang konselor yang efektif setidaknya memiliki ciri-ciri: a. TeoriKonseling Obat Ceramah, diskusi dan tanya jawab 2 x 50 menit Mahasiswa mampu menjelaskan cara penyampaian informasi, konsultasi dan edukasi sediaan farmasi tulis dan lisan 80 14 Mahasiswa mampu mencari, menyiapkan, dan memberikan informasi tentang obat dan pengobatan Penyiapan dan penyampaian informasi, konsultasi dan edukasi sediaan . Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi 2021I. Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1APetunjukJawab pertanyaan dengan jelasPeserta ujian dilarang bekerja sama atau dengan soal yang menurut Anda lebih mudah kembali jawaban sebelum dikumpulkanSoalDalam proses komunikasi, terdapat yang namanya alur komunikasi. Coba sebut dan jelaskan komponen dan bagaimana pola alur dari komunikasi!Dalam proses komunikasi antar pribadi adakalanya komunikator dan komunikan harus saling memahami pentingnya ciri berkomunikasi yang baik dengan saling memiliki sikap rasa positif dan kesamaan/kesetaraan. Coba jelaskan maksudnya.!Setelah mempelajari komunikasi antar pribadi, tentu kita tidak asing lagi dengan istilah komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal. Coba jelaskan dan berikan contoh dari komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal.!Sebagai seorang komunikator, tentunya harus mampu menyampaikan pesan dengan baik dan dapat dipahami oleh penerima atau komunikan. Coba jelaskan bagaimana seorang komunikator bias mengetahui bahwa komunikasi yang dilakukan adalah efektif dan dipahami oleh penerima atau komunikan!Sebagai calon seorang konselor tentunya harus menguasai komunikasi antar pribadi. Coba jelaskan bagaimana seharusnya seorang konselor dalam membangun hubungan dalam kaitannya dengan komunikasi antar pribadi dalam konteks bimbingan dan konseling!Selamat Mengerjakan...!File Soal Komunikasi Antar Pribadi Pdf Download Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1A Klik disiniII. Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas 1BSoalDalam kehidupan sehari-hari kita tidak bias lepas dengan yang namanya komunikasi. Coba jelaskan dan berikan contoh, apakah yang disebut dengan komunikasi, serta jelaskan tujuan dan makna dari komunikasi!Dalam proses komunikasi antar pribadi adakalanya komunikator dan komunikan harus saling memahami pentingnya ciri berkomunikasi yang baik dengan saling memiliki sifat keterbukaan dan Empati, Coba jelaskan maksudnya.!Dalam proses pelaksanaan komunikasi antar pribadi terdapat istilah dekonding dan enkonding antara kominikator dengan komunikan dalam menyampaikan pesan. Jelaskan maksud dari decoding dan encoding dan berikan contoh !Menjadi komunikator yang baik, tentunya perlu adanya suatu pelatihan supaya seorang komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik dan bias dipahami oleh penerima atau komunikan. Coba jelaskan cara-cara yang bias dilakukan oleh seseorang supaya bisa menjadi komunikator yang baik!Sebagai calon seorang konselor tentunya harus mampu menguasai komunikasi antar pribadi agar tidak terjadi miss persepsi oleh konseli. Coba jelaskan bagaimana cara seorang konselor menghindari miss pespespsi dari seorang konseli!Selamat Mengerjakan...! Download Soal UTS Komunikasi Antar Pribadi Kelas1B Klik disini Interpersonal communication skills affect every interaction we have. From negotiating for a promotion to resolving a conflict with a spouse, good communication skills can greatly improve life, while weak communication skills can make everyday interactions frustrating and tense. Interpersonal communication encompasses a number of communication styles; there is not one "right" style, but knowing how to talk to a wide variety of people can greatly improve your social interactions and career success. Fortunately, interpersonal communication is a skill, and understanding your communication style can help you build upon your strengths and improve your weaknesses. This test measures several dimensions of interpersonal communication, including Insightfulness – The ability to understand other people's words and intentions. Verbal Expression – The ability to express yourself verbally in a way that is clear, concise, and effective. Assertiveness – Your ability to express your opinions and ideas. Listening Skills – The ability to take turns and listen appropriately to others during conversation. Emotional Management – The ability to control your own emotions in conversation and the ability to properly respond to others' emotions. Like other online personality tests, the Interpersonal Communication Skills Test relies on self-reports. While it can be difficult to admit to your communication weaknesses, answering honestly- rather than giving the answer you hope is true-will give you the most accurate results. Accurate test results can help you determine specific steps for improvement. has partnered with PsychTests AIM Inc. as the assessment provider for this test. The test is brief. It contains 25 questions and only takes about 10 minutes to complete. When you complete the test, you will get a brief snapshot report on your interpersonal communication skills and have the option to purchase a more detailed full report. The detailed report contains information about your unique strengths and weaknesses and explains how you can improve your communication skills. The full test report is optional and can be purchased for $ after you complete the test. Bagi konselor pemula biasanya sangat tergoda untuk mengajukan pertanyaan dengan banyak. Jika ini anda laku-kan, maka anda perlu bertanya pada diri anda sendiri, "Apa tujuan saya bertanya kepada konseli?" Jika konselor terlalu banyak memberikan pertanyaan kepada konseli, maka tampak bahwa itu bukan proses konseling, tetapi proses interogasi, dan hal ini akan membuat konseli akan lebih tertutup dan menarik diri. Tujuan konseling antara lain adalah mengeksplorasi atau menggali permasalahan konseli. Tetapi eksplorasi ini tidak sepenuhnya di tangan konselor. Jika konselor terlalu banyak bertanya, ada kemungkinan bahwa konseli akan berbicara setelah ditanya oIeh konselor. Sehingga konseli akan menjawab sebatas apa yang ditanyakan oleh konselor. Pertanyaan yang terlalu banyak akan membahayakan hubungan antara konselor dan konseli. Sebab ada kemungkinan konselor bertanya sesuatu yang menyimpang dari apa yang diinginkan oleh konseli. Jika konselor akan mengajukan pertanyaan kepada konseli, maka harus jelas tujuan dan harapan jawaban yang sekiranya akan diberikan oleh konseli. Jika hal ini tidak dipikirkan, maka proses konseling akan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada dua katagori atau penggolongan pertanyaan. Dua katagori pertanyaan tersebut adalah "pertanyaan terbuka/open question dan "pertanyaan tertutup/closed question". Kedua macam pertanyaan itu dapat dipergunakan selama proses konseling dan sangat penting bagi anda untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Pertanyaan tertutup Closed question adalah perta-nyaan yang mengarahkan pada jawaban yang spesifik. Dan biasanya jawaban yang diharapkan pun sangat pendek. Jawaban itu seperti, "Ya” atau “Tidak” Sebagai contoh "Apakah kau datang ke sini dengan naik bus?” atau, “Berapa lama anda tinggal di Surabaya?”. Selama proses konseling, anda bisa memberikan pertanyaan tertutup berulang kali, sebatas kebutuhan yang, spesifik. Hanya saja, setelah konseli memberikan jawaban, sebisa mungkin konseli didorong untuk memberikan jawaban lebihl lanjut. Pertanyaan tertutup yang diberikan oleh konselor sangat berbeda dengan pertanyaan yang disampaikan oleh jaksa penuntut di ruang pengadilan. Jaksa akan meminta jawaban yang langsung tanpa ada tambahan lain. Tetapi konselor bukan jaksa, konselor akan memberikan kebebasan bagi konseli untuk dapat berbicara lebih terbuka dan lebih dalam. Pertanyaan terbuka Open question adalah pertanyaan yang sangat berbeda dengan pertanyaan tertutup. Pertanya-an ini memberikPertanya-an konseli suatu ruPertanya-ang yPertanya-ang luass untuk menggali apa saja yang ada dalam dirinya serta mendorong konseli untuk lebih bebas. Jika konselor bertanya, "Apakah anda ke sini naik bus?" maka jawabannya akan “Ya atauTidak". Tetapi jika konselor bertanya, "Bagaimana cara anda bepergian ke sini?" Maka konseli mempunyai kebebasan untuk menjawab. Di bawah ini ada beberapa contoh perbedaan antara pertanyaan tertutup dengan pertanyaan terbuka. Contoh 1 . Tertutup Apakah anda marah? Terbuka Bagaimana perasaan anda? Contoh 2. Tertutup Berapa anak anda? Terbuka Bisakah anda ceritakan tentang anak-anak anda? Contoh 3. Tertutup Apakah anda sering berdiskusi dengan istri anda? Terbuka Bagaimana hubungngan anda dengan istri anda? contoh 4. Tertutup Apakah ayah anda menyuruh anda menemui saya? Terbuka Apa yang membuat anda datang kemari? Contoh 5. Tertutup Apakah perubahan itu mengganggu anda? Terbuka Bagaimana perubahan itu bisa mempengaruhi anda? Jika anda melihat. Pertanyaan tertutup yang diajukan oleh konselor maka tampak bahwa konseli tidak mempunyai kesempatan untuk mempergunakan imajinasinya dalarn memberikan jawaban. Jawaban yang diberikan akan sangat pendek dan tidak akan mendorong konseli untuk lebih kreatif dan berbagi informasi baru yang dipunyainya. Pertanyaan terbuka akan sangat berbeda dengan per-tanyaan tertutup. Sebab melalui perper-tanyaan terbuka seringkali konselor mendapatkan jawaban yang tidak terduga. Sebagai contoh, anda bertanya, "Ceritakan tentang anak-anak anda". Jawaban yang anda harapkan adalah jumlah anak konseli anda. Tetapi konseli anda bisa menjawab, "Anak-anak saya sangat cantkl. dan sangat bahagia", atau, "Anak-anak saya sedang tumbuh, saya dan suami saya sangat senang dapat hidup bersama mereka”. Dengan demikian jelas bahwa pertanyaan terbuka akan dapat memberikan berbagai macam jawaban. Hal ini tidak akan dapat diketahui oleh konselor sampai konseli menyatakannya dengan ungkapan verbal. Selain itu, pertanyaan terbuka lebih mengarahkan konseli untuk merasakan bahwa konselor memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Akan lain haInya jika konselor mempergunakan pertanyaan tertutup. Konseli akan merasa bahwa perta-nyaan itu hanya untuk kebutuhan konselor saja. Dalam pelaksanaan konseling, sebaiknya dihindari pertanyaan dengan mempergunakan kata tanya "Mengapa”. Hal ini dikarenakan, jika konselor mempergunakan kata tanya "Mengapa", pertanyaan itu cenderung untuk mengungkap pemikiran atau alasan-alasan konseli melakukan sesuatu. Tetapi tidak akan dapat mengungkap apa yang sedang terjadi dalam diri dan perasaannya. Pertanyaan tertutup cenderung untuk mengge-neralisasikan jawaban di luar. diri konseli, sehingga Jawaban itu tidak, tampak berasal dari diri konseli sendiri, dan terkadang tidak meyakinkan sehingga dapat dikatakan bahwa pertanyaan "Mengapa" itu cenderung menyudutkan atau merasionalkan. Dalam hal ini ada tiga tujuan mengajukan pertanyaan, yaitu; a untuk mendorong konseli agar terbuka dan tidak menutup diri, b untuk membantu konseli agar dapat lebih spesifik dan lebih konkrit; dan c untuk membantu konselor mendapatkan pemahaman yang jelas dari situasi konseli. Tujuan pertama dari membuat pertanyaan adalah agar konseli lebih terbuka dan tidak menutup diri. Hal ini telah dibicarakan dimuka. Sehingga memberikan pertanyaan terbuka akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup. Tujuan kedua adalah untuk membantu konseli agar dapat lebih spesifik dan lebih konkrit. Konseli terkadang memberikan jawaban yang sangat umum. Hal tersebut tidak akan banyak membantu bagi konselor dan konseli sendiri karena sangat tidak mungkin untuk berpikir secara jelas tentang sesuatu permasalahan jika disampaikan secara bias dan melalui bahasa yang tidak spesifik Konselor membantu konseli untuk mengklasifikasi cara berpikir konseli. Lebih jelasnya, jika konseli memberikan kalimat yang samar-samar seperti "Hal-hal macam itu selalu mengganqgu saya". Kalimat "Hal macam-macam" merupakan ungkapan yang tidak akan dapat dimengerti atau tidak jelas. Untuk hal tersebut, konselor dapat menanyakan, "Apa yang anda maksud dengan hal yang macam-macam” atau pernyataan konseli sebagai berikut, "Saya tidak sanggup menahannya lagi". Kata "nya" dalam ungkapan konseli tersebut masih samar. Sebaiknya, kon-selor bertanya, "Siapa yang yanq membuat anda tidak sanggup menahan". Tujuan ketiga mempunyai kesamaan dengan tujuan kedua, yaitu membantu konselor mendapatkan pemahaman yang jelas tentang situasi/keadaan konseli. Terkadang konseli bercerita terlalu banyak sehingga cerita yang disampaikan sangat sulit untuk dipahami. Sebagai konselor, sebelum menanyakan suatu informasi kepada konseli, anda perlu mengetahui apakah informasi itu dibutuhkan atau tidak. Kemudian, jika anda tidak mempunyai informasi tersebut, apakah anda masih dapat membantu konseli? Jika jawaban itu "Ya", maka anda boleh membuat pertanyaan. Kebanyakan memberikan pertanyaan akan membuat konseli menutup diri dan menarik diri. Ingatlah bahwa parafrase dan refleksi perasaan akan dapat memotivasi konseli untuk dapat lebih terbuka. Oleh karena itu disarankan bagi anda untuk memberikan pertanyaan seba-tas pada tiga respon serta refleksi yang telah dibahas. Test your understanding of Interpersonal communication concepts with quick multiple choice quizzes. Missed a question here and there? All quizzes are paired with a solid lesson that can show you more about the ideas from the assessment in a manner that is relatable and unforgettable.

pertanyaan tentang komunikasi interpersonal dan konseling